Kamis, 13 September 2012

apresiasi drama "Mawar di Tiang Gantungan



MAWAR DI TIANG GANTUNGAN DAN PATUNG
            Drama Mawar di Tiang Gantungan ini menceritakan tokoh yang bernama Mawar, dia seorang wanita yang bekerja sebagai wanita susila yang mempunyai dua orang anak. Dia bekerja seperti ini karena untuk menafkahi anak-anaknya setelah suaminya meninggal. Mawar sangat terpaksa menjalani hidup seperti ini, dia tidak seperti pekerja yang lainnya, dia banyak diam. Saat dia sedang bekerja dengan teman-teman yang lainnya di sebuah warung milik wanita yang bertubuh besar, yang mata duitan, dan seorang perekrut para pekerja wanita susila tersebut, dia bernama Mami. Saat Mawar sedang berada di warung Mami, ada seorang nenek yang buta yang menasihati Mawar agar meninggalkan pekerjaannya yang hina itu. Tetapi Mawar tidak mendengarkan apa kata nenek itu dan akhirnya ada seorang laki-laki hidung belang yang menyewa Mawar, dan seperti biasa Mawar melayani para pelanggan tetapi tidak sepenuh hati karena dia sendiri sadar bahwa pekerjaannya itu hina. Sebenarnya Mawar ingin lepas dari pekerjaannya itu, tetapi dia tidak mempunyai pilihan lain. Setelah Mawar melayani laki-laki itu, ada satuan pengamanan yang merazia tempat itu. Mawar pun tertangkap, dan akhirnya dia dibawa ke sebuah tempat dimana para petugas tersebut melakukan sama halnya seperti laki-laki hidung belang yang menyewa Mawar. Datanglah nenek buta untuk membela Mawar, tetapi petugas tersebut menghalangi nenek buta, dan mereka bergiliran untuk memperlakukan Mawar layaknya binatang. Karena Mawar tidak terima dia membunuh salahsatu petugas dan dia dilaporkan kepada polisi atas perlakuannya. Mawar dibawa ke pengadilan untuk menuntaskan perkaranya, nenek yang bersaksi atas kebenaran kalah dengan kesaksian bohong yang diutarakan oleh kedua petugas lainnya. Akhirnya hakim memutuskan untuk memberi hukuman gantung kepada Mawar karena kesalahannya.
            Tokoh yang terdapat dalam drama ini ialah Mawar seorang wanita yang bekerja sebagai wanita susila, secara fisik dia cantik, dan secara psikologis dia baik. Ada tokoh nenek yang buta secara psikologis dia baik karena menasihati dan menyayangi Mawar, kemudian ada Petugas pengamanan, ada lelaki yang menyewa Mawar. Kemudian teman-teman dari Mawar.  Lattar tempat disebuah daerah tempat para wanita pekerja susila. Lattar waktu ialah malam hari. Alur yang terdapat dalam drama ini ialah alur linier, dimana perkenalan terjadi saat Mawar sedang berada di warung milik Mami untuk bekerja dan bertemu dengan nenek yang buta. Awal konflik saat Mawar melayani laki-laki yang menyewanya dan akhirnya dia tertangkap dalam razia para petugas.
 Konflik memuncak saat Mawar diperlakukan tidak pantas dari ketiga petugas tersebut, kemudian nenek datang untuk membela karena Mawar tidak ingin terjadi apa-apa dengan nenek tersebut, dia membunuh petugas. Konflik menurun saat Mawar dihukum gantung oleh hakim. Penutup, akhirnya Mawar digantung dan meninggal.
            Tema yang diangkat ialah tema sosial tentang kehidupan gelap dengan pekerjaan yang sebagai wanita susila.Nilai-nilai yang terkandung, ialah nilai sosial yaitu tentang kehidupan wanita-wanita yange bekerja sebagai wanita susila. Nilai moral dan nilai kemanusiaan yaitu tentang perlakuan terhadap sesama manusia. Kemudian nilai sastra yang bersifat menghibur. Drama ini bagus, menghibur, dan menarik dalam pembawaanya. Dan sangat kreatif dalam hal lattar maupun perlengkapan lainnya, tetapi ceritanya terlalu singkat.
            Drama Patung sendiri disana menceritakan tentang seorang nenek yang memperlihatkan patung seorang laki-laki kepada cucunya. Laki-laki yang menjadi patung itu ditinggalkan oleh kekasihnya selama 250 tahun yang pergi dengan alasan akan membunuh iblis, dan kekasihnya berjanji akan kembali pada senja datang sebagai siluet. Tetapi setelah sekian lama dia menunggu, kekasihnya tidak kunjung datang sampai ibu-ibu yang lewat bertanya dan tertawa setelah mengetahui alasan dia berdiri lama di tempat itu. Sampai akhirnya dia menjadi patung, badannya dililit oleh pohon. Selama 250 tahun itu pula zaman sudah berubah, hingga patung itu menjadi tontonan bagi masyarakat. Kemudian nenek dan cucunya kembali datang dan nenek itu menceritakan kembali apa yang menimpa laki-laki itu dan mengatakan bahwa dia bodoh, dan jangan sampai terjadi kepada cucunya. Tetapi cucunya itu ditinggalkan oleh kekasihnya, dan akhirnya dia menunggu seperti patung laki-laki itu. Alur yang terdapat dalam drama ini ialah alur ingatan, karena menceritakan kembali masa lalu melalui monolog tokoh utama. Dengan pengenalan saat nenek dan cucu perempuannya melihat patung laki-laki dan nenek menceritakan asal patung itu. Kemudian awal konflik saat diceritakan awal dia menjadi patung yaitu menunggu kekasihnya yang pergi untuk membunuh iblis selama 250 tahun. Konflik memuncak saat dia terus menerus menunggu hingga akhirnya menjadi patung. Konflik menurun saat cucu dari nenek itu ditinggalkan kekasihnya juga. Penutup saat cucu dari nenek itu menunggu kekasihnya sama halnya seperti patung itu. Tokoh yang diceritakan yaitu patung seorang laki-laki, dia menjadi patung karena menunggu kekasihnya. Kemudian ada perempuan 1 yang menjadi kekasih patung. Ada perempuan 2 yang menjadi cucu dari nenek, secara psikologis dia sangat setia kepada pasangannya sama halnya patung. Ada laki-laki 2 yang menjadi kekasih dari cucu nenek tersebut. Ada nenek secara psikologis dia sangat menyayangi cucunya dan melarang melakukan seperti patung itu. Kemudian dari nilai yang terkandung dalam drama ini ialah, nilai sastra yang bersifat menghibur, nilai sosial yaitu tentang kehidupan laki-laki yang menjadi patung dengan kekasihnya. Nilai spritual dari alasan akan membunuh iblis. Tema yang diangkat ialah tema percintaan. Pementasan dramanya bagus, dan kreatif dengan menampilkan seperti seolah-olah cermin akan masa lalu. Dalam hal properti kreatif dan tata musik sangat menghibur karena lagunya yang enak didengar, tetapi sedikit monton karena kebanyakan tokoh utama berbicara sendiri dan adegan nenek dan cucunya datang diulang.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar