Hanyut Aku
karya : Amir Hamzah
karya : Amir Hamzah
Hanyut aku, kekasihku!
Hanyut aku!
ulurkan tanganmu, tolong aku.
sunyinya sekelilingku !
tiada suara kasihan, tiada angin mendingin hati,
tiada air menolak ngelak.
Dahagakan kasihmu, hauskan bisikmu, mati aku
sebabkan diammu.
Langit menyerkap, air berlepas tangan, aku tenggelam
Tenggelam dalam malam,
air di atas menindih keras
bumi di bawah menolak ke atas
mati aku, kekasihku, mati aku !
UNSUR INTRINSIK
A.UNSUR FISIK
1.DIKSI
Pilihan kata-kata dalam puisi “Hanyut Aku” sangat sederhana tetapi memiliki makna yang dalam. Kemudian kata-kata yang dipilih memiliki makna lebih dari satu seperti kata “kekasihku” makna dari kata itu bukan hanya kekasih si pengarang yang ada di dunia melainkan kekasih dalam artian Tuhan. Pengarang dengan sengaja tidak terpaku pada ketentuan puisi karena pengarang lebih mengutamakan puisi bebas. Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata umum yang masih sering dipergunakan tidak seperti puisi-puisinya yang lain, dimana Amir Hamzah masih sering menggunakan bahasa sansakerta, kawi ataupun bahasa melayu yang sudah sangat jarang digunakan. Namun, hal ini tidak mengurangi kepuitisan dari sajak tersebut melainkan justru dapat meningkatkan imajinasi estetik pembaca dengan sangat baik.
2.PENGIMAJIAN
Dari puisi “Hanyut Aku” pengimajian dapat dilihat dari kata-kata yang digunakan oleh pengarang sangat sederhana, seolah-olah pembaca sudah mengetahui maksud atau makna dari Amir Hamzah menulis puisi ini. Dengan kata-kata yang sederhana tetapi mengandung makna yang dalam pembaca dapat mengetahui seperti dalam bait pertama,
Hanyut aku, kekasihku!
Hanyut aku!
ulurkan tanganmu, tolong aku.
sunyinya sekelilingku !
pembaca sudah mengimajinasi bahwa maksud dari bait ini ialah Amir Hamzah merasa tertekan akan permasalahan hidupnya dan sangat menderita, kemudian dari larik ke 3 dan 4 kita dapat mengimajinasi bahwa Amir Hamzah meminta tolong kepada kekasihnya, karena dia merasa tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Hanyut aku!
ulurkan tanganmu, tolong aku.
sunyinya sekelilingku !
pembaca sudah mengimajinasi bahwa maksud dari bait ini ialah Amir Hamzah merasa tertekan akan permasalahan hidupnya dan sangat menderita, kemudian dari larik ke 3 dan 4 kita dapat mengimajinasi bahwa Amir Hamzah meminta tolong kepada kekasihnya, karena dia merasa tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Jadi pengimajian dalam puisi ini tidak terlalu tinggi, dilihat dari bentuk fisiknya pun sudah dapat kita imajinasikan dari setiap kata-kata yang terdapat dalam bait-bait puisi itu sendiri.
3.KATA KONGKRET
Dalam puisi ini kata-kata yang digunakan cukup kongkret atau jelas. Pengarang secara langsung memperlihatkan maksud dari puisi tersebut dengan tidak banyak kata-kata yang puitis. Meskipun kata-kata yang digunakan jelas tetapi sangat indah, pengarang memperjelas maksudnya seperti pada larik,
ulurkan tanganmu, tolong aku.
sunyinya sekelilingku !
kata-kata tersebut bertujuan untuk mengkonkretkan gambaran pengarang tentang dia meminta tolong kepada kekasihnya.
sunyinya sekelilingku !
kata-kata tersebut bertujuan untuk mengkonkretkan gambaran pengarang tentang dia meminta tolong kepada kekasihnya.
4.MAJAS
Majas yang terdapat dalam puisi ini ialah majas metafora, metafora yang pengarang gunakan sangat hidup sehingga sulit diartikan apakah menuju pada Tuhan ataukah pada manusia, hal itu terlihat dari kata “kekasihku”. Meskipun kata-kata diatas sederhana tetapi mengandung kata puitis yang sangat menggugah hati pembaca.
5.RIMA
Rima terdapat dalam puisi ini ialah rima terus dan rima patah yakni, a-a-a-a a-b a-a-b a-a-a-b rima yang digunakan oleh pengarang ialah rima yang bebas dan tidak terpaku pada aturan sehingga rima akhir tidak lagi mendapat perhatian khusus.
6.RITMA
Ritma dalam puisi ini terlihat dari pengulangan kata “hanyut aku” dan kekasihku” , dan kata-kata yang mempunyai makna bahwa dia sangat menderita diulang tetapi dengan kata-kata lain.
7.TIPOGRAFI
Puisi ini terdiri atas 2 bait, dari bait pertama ada 9 larik sedangkan untuk bait kedua ada 4 larik, memang pengarang secara bebas dan tidak terpaku dalam aturan baik dalam bait, larik, maupun rima. Amir Hamzah mencoba menghadirkan bentuk puisi baru dimana tipografinya tidak lagi tersusun dari bait-bait yang teratur dan rima akhir tidak lagi mendapat perhatian khusus.
B.UNSUR BATIN
1.TEMA
Tema yang terdapat dalam puisi ini ialah tema religiusitas yang diangkat sangat emotif, dimana ketika pembaca membacanya, kesan yang ditimbulkan bukan hanya kenikmatan dari semacam kekhusukan dalam beribadat akan tetapi juga kejujuran seorang manusia, baik terhadap dirinya sendiri, maupun terhadap Tuhan. Kemudian tema kehidupan , karena pengarang menceritakan secara langsung bagaimana dia sangat menderita dan menyerah atas kehidupannya dan dia meminta tolong kepada kekasihnya, kata kekasih disini bukan saja merujuk kepada kekasihnya yang ditinggal oleh pengarang, kemudian setelah kekasihnya merasa dikhianati pengarang menyadari dan meminta bantuan agar dia terlepas dari beban kehidupannya tetapi kekasihnya hanya terdiam hingga pengarang merasa mati. Kata kekasih bukan hanya merujuk pada kekasih dunia melainkan meminta pertolongan kepada Tuhan.
2.RASA
Rasa yang timbul pada puisi ini ialah rasa sedih, gundah, dan menyerah. Karena sangat terlihat dari larik berikut,
tiada suara kasihan, tiada angin mendingin hati,
tiada air menolak ngelak.
Seolah-olah pembaca ikut merasakan apa yang dirasakan oleh pengarang, karena dari setiap kata-kata yang dipilih langsung menimbulkan perasaan-perasaan utamanya perasaan sedih dan menyerah sangat terlihat sekali.
tiada air menolak ngelak.
Seolah-olah pembaca ikut merasakan apa yang dirasakan oleh pengarang, karena dari setiap kata-kata yang dipilih langsung menimbulkan perasaan-perasaan utamanya perasaan sedih dan menyerah sangat terlihat sekali.
3.NADA
Nada yang terdapat dalam puisi “Hanyut Aku” ini ialah nada duka, dan pengarang ingin menceritakan tentang kehidupannya kepada pembaca. Inilah sikap pengarang saat menulis puisi ini.
4.SUASANA
Suasana yang ditimbulkan pada puisi ini ialah iba atau perasaan menyerah dan ingin ditolong oleh sesorang dalam puisi ini disebutkan pengarang ingin ditolong oleh kekasihnya karena dia merasa tidak punya siapa-siapa lagi selain kekasihnya. Suasana perasaan tersebut meningkat lebih tajam dan keras dengan kombinasi bunyi kakafoni berupa gabungan huruf k, p, t, dan s serta dipadu dengan bunyi likuida m dan l: Ulurkan tanganmu/…/ tiada air menolak ngelak/ Dahagakan kasihmu, hauskan bisikmu,…/ Langit menyerkap…/ Tenggelam dalam malam.
5.AMANAT
Amanat yang disampaikan dalam puisi ini bahwa kita sebagai manusia haruslah selalu mengingat Tuhan walau bagaimanapun keadaan kita seperti apa. Dan amanat itu terdapat dalam bait-bait puisi tersebut bahwa kita jangan menyerah malah kita harus bangkit dan selalu meminta pertolongan tuhan. Dalam menjalani hidup memang banyak sekali masalah yang membuat manusia menderita, tinggal bagaimana diri kita sendiri yang menyikapinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar